Visitor's amount

Menerbarkan Dakwah Salaf, Ahlussunnah Wal Jama'ah

Jumat, 14 November 2008

Nasihat Buat Da'i yang Bersikap Keras


Nasihat Buat Para Dai
yang Bersikap Keras

Oleh : Syaikh Ibnu Utsaimin
*Pertanyaan: *
*Ada** sebagian orang yang kami anggap cukup konsisten dengan agama
memperlakukan orang lain dengan sikap yang agak keras dan kasar, bahkan ada
juga yang kadang wajahnya tampak masam. Apa nasehat Syaikh untuk mereka. Apa
kewajiban seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim, terutama orang
yang kurang konsisten dalam beragama?*
Jawaban:
Yang ditunjukkan oleh sunnah yang suci, yaitu sunnah Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam , bahwa yang wajib atas setiap insan adalah mengajak orang
lain ke jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan hikmah, lembut dan mudah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman kepada NabiNya, Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam ,
*"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.?* (An-Nahl: 125)
Dalam ayat lain disebutkan,
*"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lem-but terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka."* (Ali Imran: 159)
Dan ketika Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk menemui Fir'aun, Allah
berfirman,
*"Maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut
mudah-mudahan ia ingat atau takut." *(Thaha: 44)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengabarkan,
إِنَّ اللهَ رَفِيْق يُحِبُّ ا لرِّفْقَ وَيُعْطِيْ عَلىَ الرِّفْقِ مَا لاَ
يُعْطِيْ عَلىَ الْعُنْفِ.
*"Sesungguhnya Allah Mahalembut, mencintai kelembutan. Dia memberikan kepada
yang lembut apa yang tidak diberikan kepada yang kasar." *(HR. Imam Muslim
dalam Al-Birr wash Shilah (2593))
Ketika beliau mengutus utusannya beliau berpesan,
إِنَّ اللهَ رَفِيْق يُحِبُّ ا لرِّفْقَ وَيُعْطِيْ عَلىَ الرِّفْقِ مَا لاَ
يُعْطِيْ عَلىَ الْعُنْفِ.
*"Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah
kalian menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena
sesungguhnya kalian diutus untuk memu-dahkan dan bukan untuk
menyulitkan." *(HR.
Muslim dalam Al-'Ilm (69), Muslim juga meriwayatkan seperti itu dalam
Al-Jihad (1734) dari hadits Anas, namun pada lafazhnya tidak terdapat
ungkapan (karena sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan), tapi potongan
ini disebutkan dalam hadits tentang laki-laki yang kencing di masjid:
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Al-Wudhu' (220) dari hadits Abu Hurairah)
Maka hendaknya seorang dai bersikap lembut, manis muka dan lapang dada
sehingga lebih mudah diterima oleh orang yang didakwahinya. Dan hendaknya ia
mengajak ke jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala , bukan kepada dirinya, tidak
perlu mengancam atau mendendam terhadap orang yang menyelisihi jalan ini,
karena jika ia memang mengajak ke jalan Allah, berarti ia memang ikhlas,
Allah akan memudahkan perkaranya dan memberi petunjuk melalui tangan-nya
siapa saja yang dikehendak-Nya di antara para hamba-Nya.
Tapi jika ia berdakwah untuk dirinya, atau karena merasa bahwa yang
didakwahinya itu adalah musuhnya sehingga ia mendendam terhadapnya, maka
dakwahnya akan berkurang, bahkan mungkin berkahnya akan hilang. Nasehat saya
untuk para dai, hendaknya menjiwai ini, yaitu bahwa mereka mendakwahi
masyarakat karena sayang terhadap mereka dan untuk mengagungkan dan menolong
agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala .
Rujukan:
Ad-Da'wah, edisi 1291. Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2,
penerbit Darul Haq.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Home | Blogging Tips | Blogspot HTML | Make Money | Payment | PTC Review

AHLUSSUNNAH © Template Design by Herro | Publisher : Templatemu